Tuesday, October 25, 2011

Tan Sri Khalid dan Kippling

Siang tadi saya berada dalam satu majlis yang tetamu khasnya adalah Menteri Besar Selangor, Tan Sri Khalid Ibrahim. Majlis tersebut yang berlangsung di Subang Jaya bertujuan mendengar pidato dari tokoh jemputan.

Tan Sri yang padat dengan program dan aturcara itu datang juga ke majlis berkenaan dan mengakui di awalnya bahawa beliau tidak sempat melakukan banyak persediaan. Walaubagaimanapun demi tidak menghampakan hadirin yang mengharap beliau berkongsi suatu yang menarik yang saya fikirkan wajar dikongsi bersama di sini.

Kata Tan Sri apabila anak beliau berusia 21 tahun, beliau berfikir apakah yang penting yang perlu beliau berikan kepada anaknya itu demi persediaannya berdikari menghadapi dunia luar.

Lalu kata Tan Sri beliau memberikan sepotong sajak Inggeris karangan Joesph Ruyard Kippling (seorang pemenang anugerah Nobel yang hdiup sekitar 1865-1936) sebagai bekalan untuk anaknya itu.

Berikut adalah sajak berjudul “If”:

If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you;
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too;
If you can wait and not be tired by waiting,
Or, being lied about, don't deal in lies,
Or, being hated, don't give way to hating,
And yet don't look too good, nor talk too wise;

Jika kau bisa bersabar ketika semua orang sekitarmu

Hilang sabar dan mempersalahkanmu;

Jika kau bisa percaya diri ketika semua orang meragukanmu,

Namun berilah juga celah bagi keraguan mereka;

Jika kau bisa menunggu dan tak lelah menanti,

Atau, dibohongi, janganlah berdamai dengan kebohongan,

Atau, dibenci, janganlah balas membenci,

Namun janganlah kelihatan terlalu baik, atau berbicara terlalu bijaksana;

If you can dream - and not make dreams your master;
If you can think - and not make thoughts your aim;
If you can meet with triumph and disaster
And treat those two imposters just the same;
If you can bear to hear the truth you've spoken
Twisted by knaves to make a trap for fools,
Or watch the things you gave your life to broken,
And stoop and build 'em up with wornout tools;

Jika kau dapat bermimpi – dan tidak membiarkan mimpi menguasaimu;

Jika kau dapat berpikir – dan tidak menjadikan pikiranmu sebagai tujuan;

Jika kau dapat meraih kemenangan dan menderita musibah kekalahan

Dan memperlakukan sama kedua tipuan semu itu;

Jika kau rela mendengarkan kebenaran yang kau ucapkan

Yang tersandra oleh para penipu yang membuat perangkap bagi orang bodoh,

Atau menyaksikan hancurluluhnya segala yang kau pertaruhkan untuk hidupmu,

Dan membungkuklah dan bangunlah puing-puing itu dengan peralatan rusak yang tersisa;



If you can make one heap of all your winnings
And risk it on one turn of pitch-and-toss,
And lose, and start again at your beginnings
And never breath a word about your loss;
If you can force your heart and nerve and sinew
To serve your turn long after they are gone,
And so hold on when there is nothing in you
Except the Will which says to them: "Hold on";


Jika kau dapat mempertaruhkan semua kemenanganmu

Dan mengambil risiko untuk satu giliran ’lempar-dan-tangkap’,

Dan ternyata kalah, dan harus mulai lagi dari awal

Dan janganlah pernah mengeluhkan kekalahanmu sepatah kata pun;

Jika kau bisa memaksa jantung dan saraf dan ototmu

Untuk melakukan giliran pukulan service-mu lama setelah semua kekalahanmu,

Dan ya bertahanlah bila tiada lagi apa pun dalam dirimu

Kecuali Kemauan yang berujar kepada mereka: ”Tunggu”.


If you can talk with crowds and keep your virtue,
Or walk with kings - nor lose the common touch;
If neither foes nor loving friends can hurt you;
If all men count with you, but none too much;
If you can fill the unforgiving minute
With sixty seconds' worth of distance run -
Yours is the Earth and everything that's in it,
And - which is more - you'll be a Man my son!

Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu,

Atau berjalan dengan raja-raja – tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa;

Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu;

Jika semua orang menghargaimu, tapi tak berlebihan;

Jika kau bisa mengisi menit yang menentukan

Dengan menempuh jarak lari enam puluh detik yang tak ternilai –

Bumi dan segala isinya akan menjadi milikmu,

Dan – yang lebih penting – kau akan menjadi Seseorang anakku!

(terjemahan di ambil dari http://sbelen.wordpress.com/tag/novel/ )

Saya melihat maksud sajak yang begitu besar pengajarannya itu sengaja dbawa Tan Sri demi mahu mengenengahkan mesej betapa pentingnya kita semua berani bangkit menghadapi cabaran dan berani melakukan apa yang kita yakin benar lalu mempertahankannya..

Tan Sri yang saya kenali memang seorang penggemar dan pencinta seni. Bagi seorang pemimpin nombor satu negeri, yang memberikan sentuhan seni demi mahu menegakkan hujahnya bagi saya adalah tanda kasih sayang yang ikhlas seorang pemimpin terhadap orang bawahnya.

Saya sendiri begitu teruji dengan karya Kippling ini. Memang bukan mudah menghadapi cabaran dan dugaan, tetapi seorang yang bersabar, merendah diri dan tidak melayan karenah mereka yang dengki dan hasad, dialah yang insyalah akan berjaya.

No comments: